Rabu, 15 Desember 2010

1.2.1 Pengaruh Bahasa Sansekerta Terhadap Bahasa Kawi


Bahasa Kawi termasuk rumpun bahasa-bahasa Nusantara dan merupakan sub bagian dari kelompok Linguistis Austronesia. Bahasa ini banyak menyerap kosa kata bahasa Sansekerta. Perbandingan jumlah kosa kata Sansekerta yang diserap oleh bahasa Kawi diungkapkan oleh Juynboll dalam bukunya Woordenlijst sebagai berikut: 6790 Buah bahasa Sansekerta, 6925 Buah bahasa Kawi J. Gonda mengatakan bahwa puisi Jawa Kuna yang disusun dalam bentuk Kakawin mengandung + 25% sampai 30% kata-kata Sansekerta. Ada dua sifat khas bahasa Kawi:
(1)   Perbendaharaan Bahasa Kawi amat diperkaya oleh Bahasa Sansekerta;
(2)   Walaupun ada pengaruh besar dari bahasa Sansekerta yang secara linguistis termasuk rumpun bahasa yang lain sama sekali, tetapi bahasa Kawi tetap mempertahankar/tn identitasnya sebagai salah satu bahasa Nusantara.

(a) Pengaruh Formal


Pengaruh formal adalah pengaruh Bahasa Sansekerta secara langsung yaitu diangkatnya kata-kata Sansekerta ke dalam Bahasa Kawi. Adanya kata serapan dari Bahasa Sansekerta dalam Bahasa Kawi dapat dilihat dalam Kamus Kawi -Indonesia (Wojowasito). Dalam Kamus tersebut kata-kata yang berasal dari Bahasa Sansekerta ditandai dengan huruf (S) dibelakang kata.
Contoh:
abdhi, S. Lautan
acchabbala, S. Beruang
acintya, S. tak terbayangkan
adri, S. gunung
bahni, S. api
dewī, S. dewi; putri raja; kekasih; istri
dhana, S. uang; pajak; harta,
karuni, S. belas kasihan
nãra, S. Air.
priyã, S. kekasih; istri, dll
satwika, S. Jujur
soma, S. Senin
stuti, S. Pujian
sura, S. Dewa
surã, S . minuman keras
sürya, S. Matahari
swarga, S. Sorga
tanaya, S. Putra
tåóa, S. Rumput
upawãsa, S. Berpuasa
wana, S. hutan
Kata-kata Sansekerta yang masuk ke dalam Bahasa Kawi berupa:
(1)   Kata Benda dan Kata Sifat dalam bentuk Lingga (bentuk dasar, belum
dideklinasikan)
Contoh:
aga, S. Gunung
asita, S. Hitam
atmaja, S. Anak
ãrjawa, S. jujur, baik hati
bhasma, S. Abu
candrika, S. Indah
dhãraka, S. Tabah
dhãraóãa, S. Sabar
dhota, S. Putih
dibya , S. sakti, mulia
ghana, S. awan
                               komala, S. lemah lembut
úakti, S. Sakti
úiûþa, S. Utama
úuci, S. Suci
úüra, S berani
(2)   Kata-kata Majemuk Sansekerta
Contoh :
dewa putra, S. putra dewa
dewadüta, S. utusan dewa
jatu grha, S. rumah damar
kurapati, S. raja Korawa
kurukûetra,S. daerah (lapangan)Kuru
madanãri, S. musuh cinta ( Dewa Siwa )
pita, S. sopan santun
priyamitra, S. teman baik
puspawåûti, S. hujan bunga
sarpayajña,S. korban ular
suranadī, S. sungai dewata
surendra, S. raja dewa
ratnagåha, S. rumah permata
wanawasa, S. diam di hutan
warûakãla, S. musim hujan
Kata Majemuk Sansekerta memiliki struktur (M-D) artinya kata yang menerangkan mendahului kata yang diterangkan. Sebaliknya kata Majemuk Bahasa Kawi memiliki struktur (D-M) artinya kata yang diterangkan mendahului kata yang menerangkan.
Contoh :
anakhyang                      ' putra dewa'
 sembah Hyang           ' memuja Dewa'
               welas harep               'belas         kasihan'
               anakbi                       ‘orang perempuan’
               bapebu                      ‘ayah ibu (orang tua)
y

(3) Beberapa kata penghubung
     Contoh:
yadi,S. ' apabila, bilamana, jika, namun, juga, meskipun' yapuan, S 'tetapi kalau'
atha,S.    ' sesudah itu, maka, hatta: sesudah itu, kemudian selanjutnya'
api,S.     ' seperti, sama, kendatipun,
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur Sansekerta dibaurkan dalam bahasa Kawi sedemikian rupa sehingga susunan dan sifatnya masih tetap mempertahankann identitas bahasa nusantara secara utuh.

Sabtu, 11 Desember 2010

(b) Pengaruh Non Formal

        Pengaruh non formal maksudnya asalah pengaruh bahasa sansekerta yang berkaitan dengan isi konseptual kata-kata pinjaman tersebut yang berkaitan dengan pengaruh kebudayaan yang lebih luas termasuk lingkungan hidup dan alam pikiran yang melahirkannya.
        Menurut Zoutmulder (1985:14-15) akulturasi merupakan faktor perubahan yang penting dalam setiap bahasa. Hal ini terjadi pula dalam bahasa Kawi. Masuknya agama dan budaya Hindu pada masyarakat Jawa dengan membawa serta konsep-konsep religius dan peristilahan khas dalam ajaran tersebut. Pada masa itu kitab-kitab Hindu yang berbahasa Sansekerta didisain dengan menggunakan Bahasa Kawi. Apabila terdapat kata-kata atau istilah-istilah yang tidak ada padanannya dalam Bahasa Kawi maka kata-kata sansekerta itu diterima secara utuh untuk kepentingan ide dan konsep yang tertuang di dalamnya. Istilah tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut dengan Bahasa Kawi.
        Penyerapan kosa kata sansekerta dalam Bahasa Kawi bukan semata-mata karena kata-kata tersebut merupakan kata-kata baru yang tidak ada dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi). Pemilihan kata sansekerta merupakan suatu ekspresi untuk menyusuaikan diri dengan kebudayaan baru. pada masa itu sastra Sansekerta dijunjung tinggi sebagai contoh untuk dipelajari dan ditiru. Memakai Bahasa Sansekerta pada masa itu juga dianggap sebagai suatu mode, untuk menunjukan bahwa seseorang tidak ketinggalan jaman serta melambangkan status sosial yang lebih tinggi. Pemilihan kata-kata Sansekerta untuk nama-nama pribadi telah muncul pada prasasti-prasasti abad 9. Kecendrungan untuk memilih nama yang kedengarannya modern yang berasal sari bahasa asing (Sansekerta dll) masih hidup dalam masyarakat sampai saat ini.
        Kata-kata pinjaman yang bersal dari Bahasa Sanssekerta sering mengalami pergeseran arti karena disesuaikan debgan keadaan alam dan budaya Jawa. Contoh: Hima (India) berarti : embun, cuaca penuh es, salju. Hima (Jawa) : kabut. Saratsamaya (India) : musim semi. Saratsamaya (Jawa) : sasih kapat (Oktober).
        Pemakaian kata-kata Sansekerta dalam bahasa kawi oleh para pengawi (pujangga) juga disebabkan oleh adanya tuntutan aturan-aturan metrum yang ketat dikenal dengan pola guru laghu dalam karya sastra Kakawin. Dalam hal ini perlu pengetahuan kosa kata yang luas, dan sinonim yang kaya terutama dalam peristilahan dan konsep-konsep religius yang khas.

1.3 Kedudukan Bahasa Kawi

  1. Bahasa Kawi merupakan salah satu bahasa Dokumenter yang tertuayang memiliki materi yang terkaya dan nilai yang tidak dapat diabaikan diantara bahas-bahasa Nusantara pada khususnya dan bahasa Austronesia pada umumnya.
  2. Sastra Kawi mengandung nilai-nilai budaya bangsa yang indah dan luhur.

1.4 Fungsi Bahasa Kawi

  1. Bahasa Kawi merupakan Kunci untuk mengungkapkan perikehidupan kebudayaan bangsa indonesia.
  2. Bahasa dan sastra Kawi menjadi sumber pengetahuan dan kekayaan bagi masa depan perkembangan kebudayaan bangsa.
  3. Bahasa dan sastra kawi merupakan bahan studi bagi ilmu-linguistik, filologi dan kesusastraan.
  4. Pengetahuan Bahasa dan Sastra Jawa Kuna dapat menjadi faktor penunjang bagi :
  • penelitian sejarah bahasa-bahasa daerah dalam rangka usahanya masing-masing.
  • usaha pengembangan bahasa indonesia secara sadar dan aktif.
  • usaha pengembangan sastra indonesia dan sastra-sastra daerah.